RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Virus corona atau COVID-19 hampir dua bulan belakangan masih menjadi masalah kesehatan besar di dunia. Hingga Rabu (26/2) saja, selain China, ada 40 negara lain yang terjangkiti virus ini.
Data sementara mencatat lebih dari 80 ribu orang terinfeksi dengan kematian 3.559 jiwa sampai dengan Ahad (8/3/2020), dan orang yang sembuh 30 ribu lebih.
Banjir informasi mengenai wabah corona ini mau tak mau punya andil mempengaruhi kesehatan mental sebagian orang. Berita yang berjejal mengenai corona seliweran baik melalui media massa ataupun media sosial.
Di satu sisi, aliran informasi tersebut penting untuk membangun kewaspadaan dan bekal diri akan kabar terkini. Namun di sisi lain, tak jarang ada yang justru merasa cemas dan takut akan kondisi ini. Penting pula untuk menemukan mekanisme menghadapi ketakutan dan kecemasan. Langkah ini penting dilakukan untuk memastikan kesehatan mental dan mengelola rasa tersebut agar tak mengarah ke kepanikan.
1. Kebiasaan akses berita secara sehat
Kecemasan terkait kesehatan (health anxiety) kadang terpenuhi dengan membaca dan mencari informasi baru. Sebagai contoh Anda mengalami gejala, tanda atau segala sesuatu yang membuat cemas, Anda langsung mencari informasi salah satunya dari mesin pencari (search engine).
"Kecemasan akan kesehatan didorong dan ditandai dengan pengecekan informasi secara konstan. Batasi interupsi hari Anda dengan mematikan alarm dari aplikasi berita," kata Meg Arroll, psikolog, mengutip dari Stylist.
Penting untuk tetap memperbarui informasi, tetapi perlu juga untuk memberikan jeda agar informasi yang sama dari beberapa sumber itu malah berjejal di kepala. Arroll menyarankan untuk memilih satu sumber informasi tepercaya.
"Batasi frekuensi pengecekan berita, dari sumber apapun, dalam sehari. Jika Anda seorang pemeriksa konstan, kurangi berapa kali Anda membaca berita secara bertahap dan catat tingkat kecemasan Anda sebelum dan sesudah Anda memeriksa berita tentang virus corona," jelas dia.
2. Atur perspektif
Statistik terkait jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal tampak menakutkan. Jika merasa cemas, sebaiknya menempatkan mereka ke dalam perspektif.
"Berita utama mungkin membuat kita percaya bahwa ini adalah kejadian bencana, tetapi melihat bukti secara objektif dapat membuat pikiran tenang. Meskipun ini adalah penyakit serius, saat ini angka kematiannya jauh di bawah influenza musiman," kata Arroll.
3. Praktik self care
Virus corona saat ini jadi topik kesehatan global. Semua orang membicarakannya, pun semua media menulis tentangnya. Tugas Anda adalah memberikan diri waktu untuk memproses apa yang terjadi dan merasionalisasikan pikiran yang cemas. Cara yang bisa dilakukan adalah merawat diri sendiri atau self care.
"Jika merasa sangat cemas, lakukan self care dengan cara apapun yang dirasa berhasil semisal bertemu teman, jalan-jalan, mandi agak lama untuk menyegarkan pikiran," kata Arroll.
Saat rasa cemas mempengaruhi pekerjaan, Anda bisa meminta waktu untuk absen. Isi hari dengan hal baru atau pergi ke tempat baru.
4. Menelisik asal rasa cemas
Kecemasan seolah monster yang misterius. Luangkan waktu sejenak untuk memeriksa asal rasa cemas Anda misalnya cemas karena kondisi kesehatan atau manifestasi dari rasa khawatir akan berbagai hal.
"Adakah masalah yang ingin dihindari? Kadang ini mendorong rasa cemas dan hanya dengan melakukan sesuatu pada inti permasalahan sehingga kecemasan bisa diolah," jelas Arroll.
Kemudian apapun asal atau penyebab rasa cemas, sadari bahwa Anda perlu meminta pertolongan orang lain terutama tenaga profesional.